"Tulilut,.....tulilut....", kudengar suara telepon berbunyi nyaring di tengah malam. Setelah kusapa, "Hello!!!", kudengar suara menyapaku dengan ramah, "Hello, Kak Fida!". Dari nada suaranya aku sudah bisa mengenal siapa gerangan orang yg meneleponku saat itu. Aku pun mengumbar senyum karena aku berharap adik seorang teman yang satu ini akan meneleponku dalam waktu dekat. Mengapa?? Karena aku tahu dia sedang memerlukan seseorang yang mau dan ingin mendengar keluhannya, isi hatinya dan unek-eneknya saat itu. Aku yakin, dia mempercayakanku sebagai salah seorang yang dengan tulus hati dan ikhlas mendengarnya, kalau tidak kenapa juga dia mau jauh-jauh meneleponku dari Indonesia ke USA??? (GR nih aku, he,he...).
Setelah panjang lebar dia menceritakan semuanya, aku pun terdiam menunjukkan ikut merasakan kesedihannya. Tidak ada yang dapat aku katakan waktu itu, hanya menanyakan bagaimana keadaannya setelah sharing panjang lebar denganku. Dia pun mengatakan terasa lebih enak hatinya meski aku pun tidak tahu pasti bagaimana perasaannya yang sebenarnya.
Tiba-tiba dia menyeriangi dengan bernada klaim, "Kita sama-sama melayani Tuhan kok Kak Fida begitu dan aku begini ya...?". Saya sedikit kaget juga saat mendengar kata-katanya itu karena tidak menduga bahwa dia yang notabene sudah banyak tahu tentang iman kekristenan tapi masih melontarkan kata-kata itu. Mungkin karena benar-benar terhimpit hatinya sehingga kata-kata itu keluar secara otomatis di luar bawah sadarnya. Apakah dia lupa bahwa dia merupakan salah satu saksi hidup di kala saya mengalami cobaan-cobaan kehidupan saat saya masih bersama-sama aktif dengannya di Indonesia?? Atau mungkin dia sudah lupa karena beratnya beban yang dia tanggung saat itu.
Hanya satu topik yang ingin saya ulas sedikit di sini. Apakah engkau termasuk seseorang yang melayani Tuhan dengan sepenuh hati dan tulus tanpa pamrih??? Sebelum saya meninggalkan negara tercinta saya Indonesia untuk menikah dengan calon suami saya waktu itu di USA, saya masih aktif dengan kegiatan-kegiatan kelompok Vocal Group saya. Vocal Group ini tidak berada dalam satu atap denominasi gereja tetapi malahan anggota-anggotanya berasal dari berbagai macam denominasi gereja dan kami bersama-sama melayani bermacam-macam gereja pula baik di dalam kota Surabaya maupun di luar kota Surabaya. Salah satu yang perlu disimak adalah tempat tinggal para anggotanya. Hampir semua anggota kelompok VG itu berdomisili di daerah Surabaya Selatan dan hanya saya sendiri yang berdomisili di daerah Surabya Utara. Boleh dihitung deh berapa lama perjalanan yang saya tempuh dengan kendaraan umum yang notabene gonta-ganti beberapa kali ini untuk sampai ke tempat tujuan yang umumnya berlatih di rumah teman-teman yang berdomisili di Surabaya Selatan itu. Belum lagi kalau bertepatan jadwal menyanyinya hari Minggu pagi dan di luar kota atau di gereja-gereja yang berlokasi di sekitar Surabaya Selatan. Saya akhirnya memutuskan untuk menginap di salah satu anggota VG agar tidak terlambat keesokan harinya kalau bertepatan juga jadwal berlatihnya adalah hari Sabtu sore. Bukan hanya itu saja, VG ini juga telah dibentuk di saat para anggota-anggotanya masih berstatus 'mahasiswa' atau 'pelajar' hingga sampai sekarang mereka sudah berkeluarga dan mempunyai keturunan. Kalau boleh saya menghitungnya mungkin sudah berusia sekitar 20 tahun. Terus terang saya merasakan sebagai suatu anugerah mendapat kesempatan untuk bergabung dengan kelompok VG ini, selain karena pelayanannya yang tidak terfokus pada satu denominasi gereja, tetapi oleh karena personil-personilnya boleh menjadi berkat untuk pertumbuhan kekristenan saya. Saya tidak pernah merasa lelah karena jauhnya jarak yang harus saya tempuh untuk berlatih atau menyanyi, malahan saya merasakan ada yang hilang apabila saya absent. Itu menunjukkan suatu kerinduan saya untuk melayani Tuhan melalui talenta yang DIA berikan kepada saya. Juga saya pun tidak pernah mengeluh apabila saya diperhadapkan dengan begitu banyak masalah-masalah yang datang dalam hidup dengan pelayanan saya. Saya malahan merasakan bahwa saya mendapatkan kekuatan iman melalui pelayanan yang saya lakukan di sana.
Teman-teman, Tuhan itu tahu semua masalah hidup kita. DIA pun tahu hati terdalam dan perasaan kita. Kalau kita benar-benar rindu melayani Tuhan dan menjadi berkat untuk sesama, maka Tuhan akan benar-benar juga memakai kita untuk menjadi berkat buat sesama. Yang pertama untuk dapat menjadi berkat buat sesama, kita harus siap untuk menjadi Penyalur Berkat. Menjadi seorang Penyalur Berkat itu tidaklah mudah, karena yang pertama kita harus menjadi Pelaku berkat itu sendiri yang pernah merasakan penderitaan dan susahnya menghadapi cobaan hidup. Maka di sanalah Tuhan akan benar-benar bekerja di dalam hidup kita sehingga kita boleh merasakan hubungan pribadi kita kepada Tuhan, merasakan hadirNya dan jamahan serta penyertaan-Nya di dalam hidup kita. Keinginan-keinginan kita dalam menghadapi cobaan hidup sudah disalibkan dan digantikan dengan keinginan Tuhan. Hidup kita bukan seturut kehendak kita tetapi seturut kehendak-Nya karena Dia mempunyai rencana hidup untuk kita yang kita tidak pernah pikirkan sebelumnya. Kalau kita menginginkan hidup kita menjadi berkat untuk sesama maka Dia tahu cara menuju ke sana untuk mengabulkan keinginan kita. Dengan merasakan hal itu semua maka kita boleh disebut dengan Pelaku Firman. Seorang Pelaku Firman akan menjadi berkat untuk sesama. Di sanalah kita akan menjadi lilin yang benar-benar menyala untuk menerangi kegelapan, sehingga lilin itu akan berguna untuk mereka yang memerlukan terang di tengah kegelapan.
Jadi teman-teman, jangan lupakan Pelaku Firman dan hanya mengingat serta menghitung berkat Tuhan yang telah diterima. Minta berkat teruuuuus tetapi lupa untuk menjadi berkat terlebih dahulu. Minta ini dan itu kepada Tuhan tapi lupa melakukan ini dan itu yang Tuhan berekenan kepada kita untuk lakukan. Berdoa ini dan itu tetapi lupa untuk menjalankan kasih kepada sesama. Mari kita kembali merenungkan,......telah murnikah pelayanan kita untuk DIA ???? Teman-teman sendirilah yang bisa menjawabnya.................
Salam kasih dari Pennsylvania,
Fida Abbott
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar
Menjadi berkat daripada mendapat berkat. Itu dia pelayanan yang sebenarnya.
Note bahwa Raja Salomo juga mendapat berkat yang luar biasa karena dia meminta untuk menjadi berkat, daripada meminta berkat.
Ayo Fid.. jadi berkat buat teman2mu.
Gbu
nusuk-nusuk postingan nya tuh...
tapi bagus banget...jadi inget tujuan awal kita melayani Tuhan..
Nusuk-nusuk seperti pedang bermata dua ya, Jed. Puji Tuhan kalau sharing di atas boleh mengingatkan Jed and the others.
Posting Komentar