Welcome
Welcome to Cross-written
Posted on 22.45

What's Going On

By Jed Revolutia di 22.45

Subscribe to RSS headline updates from:
Powered by FeedBurner

Posted on 01.27

Imanuel: Ketika Allah Bersama Kita

Filed Under () By Jed Revolutia di 01.27

Kita sudah sering mendengar kalau manusia adalah makhluk sosial. Tidak ada manusia yang sanggup hidup seorang diri, termasuk juga Adam, manusia pertama. Meski dia memiliki sebuah taman surga di bumi lengkap dengan binatang-binatang lucu dan buah-buahan yang enak dimakan, dia masih merasakan sebuah kekosongan di dalam hati dia. Meskipun hadirat Tuhan menyertai hari-hari Adam, hidupnya merasa merana ketika dia tidak memiliki seseorang manusia lain yang dapat ia ajak berbagi. Itulah sebabnya mengapa Allah membawa Hawa kepada Adam, seorang yang adalah tulang dari tulang Adam dan daging dari daging Adam sendiri.

Bayangkan jika anda baru saja menang lotere sebesar 1 Milyar Rupiah, namun siapapun yang anda ceritakan tentang kemenangan anda ini malah memberikan wajah tidak bersahabat dan mencacimaki anda. Hal tersebut bisa membuat anda menjadi sangat putus asa dan hal yang seharusnya memberikan kebahagiaan malah berubah menjadi sebuah kesedihan. Bayangkan juga perasaan anda ketika dokter memvonis anda terkena kanker, namun teman-teman anda berkumpul di sekitar anda, memeluk dan memberikan semangat. Hal yang seharusnya membawa kesedihan pun berubah menjadi sebuah optimisme dan semangat hidup. Kita butuh orang lain untuk saling berbagi baik dalam hal suka maupun duka.

Kekosongan di hati kita tidak bisa dilampiaskan dengan uang dan harta yang banyak. Banyak yang ingin menjadi kaya, kuat, berpengaruh, dan menarik dengan motivasi yang paling mendalam ialah kerinduan akan persahabatan. Banyak yang menyangka dengan uang dan kuasa di tangan kita, kita bisa membeli keintiman. Ini terjadi sebelum kita menyadari kalau kita tidak dicintai oleh siapapun dan bahwa kita cuma diperalat oleh orang lain yang ingin mengambil keuntungan dari kita. Dalam hal ini pun kita tahu bahwa kesepian bisa melanda semua orang, besar kecil, tua muda, kaya miskin, menarik atau tidak menarik.

Dalam film Good Luck Chuck dilihat pola ini. Chuck yang menemukan dirinya sebagai Lucky Charm bagi gadis-gadis untuk menemukan kekasih sejatinya, pada awalnya bersemangat dengan ide bahwa ia bisa meniduri gadis manapun yang ia mau. Namun selang beberapa waktu, dia mulai merasa hampa dan sadar bahwa dia tidak dicintai oleh gadis-gadis yang mengejar dia, mereka hanya mau mengambil keuntungan darinya. Demikian juga selebritis yang seolah-olah disukai dan dicintai banyak orang, namun jauh di dalam hati mereka, mereka juga mengalami kesepian yang mendalam karena dia tidak mengenal dan dikenal oleh siapapun.

Ayat-ayat di kitab Pengkhotbah pasal 4 cukup menggambarkannya:
7 Aku melihat lagi kesia-siaan di bawah matahari:
8 ada seorang sendirian, ia tidak mempunyai anak laki-laki atau saudara laki-laki, dan tidak henti-hentinya ia berlelah-lelah, matanyapun tidak puas dengan kekayaan; —untuk siapa aku berlelah-lelah dan menolak kesenangan? —Inipun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan.
9 Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.
10 Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!
Banyak yang menyangka bahwa rasa kesepian bisa diusir dengan memiliki seorang kekasih atau pasangan hidup. Kenyataan bahwa 2 orang selalu tidur bersama di satu ranjang setiap malam, bukanlah jaminan kalau rasa kesepian itu telah hilang. Seringkali luka-luka emosional yang dibuat pasangan malah akan menambah besar luka akibat kesepian kita itu.

Rasa kesepian hanya bisa diusir oleh keintiman, yaitu mengenal dan dikenal. Keintiman sejati bukan berbicara tentang hubungan seks, karena tidak dibutuhkan keintiman untuk dapat berhubungan seks, namun keintiman sejati bicara mengenai keterbukaan dan ketelanjangan, mengenal dan dikenal, dimana tidak ada lagi rahasia diantara setiap individu yang terlibat. Keintiman dimulai dengan kejujuran dan saling menerima apa adanya.

Natal bicara mengenai pesan Allah dalam Kristus Yesus, yakni Imanuel, yang berarti Allah berserta kita. Allah menawarkan akses keintiman kepada diriNya yang sudah terhalang selama berabad-abad oleh sistem imamat yang beku dan kaku. Yesus mengajarkan murid-muridNya untuk memanggil Allah dengan sebutan keintiman, 'Ya Abba, Ya Bapa' seraya mencerikan kisah anak bunggu yang menyia-nyiakan hidupnya namun diterima kembali ke pelukan Abba.

Penerimaan sejati datang dari Bapa sendiri. Ia adalah Allah yang tidak mengukur berkat berdasarkan jasa yang kita buat bagi nama Allah. Abba menerima kita apa adanya, dan bukan sebagaimana seharusnya, karen tidak ada dintara kita yang hidup sebagaimana seharusnya. Allah mengasihi kerena Allah adalah kasih. Ia adalah Allah yang mencari Adam dan Hawa ketika mereka bersembunyi dari Allah. Ia adalah Bapa yang berlari merangkul anak bungsu yang boros ketika melihatnya berjalan pulang dari kejauhan. Ia adalah Allah yang akan memulai segala sesuatu menjadi baru.

Kesepian anda bisa mulai disembuhkan ketika anda menyadari bahwa anda adalah kesayangan Abba. Tidak ada yang bisa anda lakukan untuk mendapatkan lebih banyak kasihNya dan tidak ada yang anda telah anda lakukan yang bisa merusak perjanjian kasihnya bagi kita. Allah adalah Imanuel, Allah yang akan bersama kita dan menemani kita di saat-saat kita sedang merasa sendirian.

Mari nyanyikan sebuah lagu berikut dari Don Moen yang berjudul 'I Will Sing':

Lord You seem so far away. A million miles or more it feels today.
And though I haven't lost my faith, I must confess right now that it's hard for me to pray.
But I don't know what to say and I don't know where to start.
But as you give the grace with all that's in my heart.

I will sing.
I will praise even in my darkest time through the sorrow and the pain.
I will sing. I will praise.
Lift my hands to honor You because Your word is true. I will sing.

Lord is hard for me to see all the thought and plan You have for me.
But I will put my trust in You. Lord, we'll meet Your guide to set me free.
But I don't know what to say and I don't know where to start.
But as you give the grace with all that's in my heart.

I will sing.
I will praise even in my darkest time through the sorrow and the pain.
I will sing. I will praise.
Lift my hands to honor You because Your word is true. I will sing.

Posted on 22.50

We Are The Reason

Filed Under () By Jed Revolutia di 22.50

Berikut ini adalah tulisan dari salah satu penulis XW, yakni Olivia, yang dititipkan ke Jed buat di post:

sekarang udah mau Christmas. Horee!! Seneng. The best season of all.

Dan boleh dibilang, Singapur tambah bagus during this season, dihias dimana-mana. Penuh lampu. Cantik. Trus juga banyak jualan merchandise Christmas yang fancy-fancy, kue-kue natal yang (kayaknya) enak, coklat-coklat yang lucu & (biasanya pasti) enak, n parcel-parcel menarik. Banyak deh pokoknya. Christmas bener-bener dijadiin ajang komersial dengan jualan & diskon dimana-mana. Bukan cuman itu, bahkan Christmas juga dijadiin suatu event romantis buat dirayain sama pasangan. They celebrate it. They really intend to make it a 'merry' Christmas. It's really merry everywhere.

Tapi seandainya kalo ditanya ke mereka Christmas ngerayain apa, gua yakin banyak Singaporean yang blur. Ataupun mereka tau, tapi ga peduli. They just like the 'merry', without like the 'christmas' itself.

Gua bukan bermaksud sok dalem dan memberikan 'wejangan ala kakek', tapi yah as all we know (at least all Christians suppose to know), christmas is not about party and all, it's about Jesus came to the world. God loves the world so much, so He sent Jesus to the world to save the people.

Gua sendiri, terus-terang, sering terbuai sama suasana natal & film-film natal about miracle and all. Wishing that Christmas really has its own magic & brings miracle to my life. Thinking how wonderful it is if your wish comes true at Christmas.

I think, sometimes I forget what Christmas is all about. It's not the miracle has not yet happened, but it happened already. When God himself, as a baby he appeared, came to this world to live among people. In the end, he let himself to be crucified to save human.

Emang sih susah dibayangin sih menurut gua. Maksud gua, apa gunanya bayi yang lahir 2000 taon buat kehidupan kita sekarang? Ga bikin diri kita tambah pinter, tambah cakep, ato tambah keren. Ga bikin masalah yang kita punya jadi selesai ato paling ngga tambah dikit. Ga bikin tambah kaya, dan hidup juga ga jadi lebih mudah. Everything just goes the same. Makanya mikirin 'Christmas with its magic' kayaknya jauh lebih nyenengin bandingin bayi yang lahir di kandang.

Tapi yah, sekali lagi kenyataannya, Christmas is never about magic and all, it's only about one thing, is about.. gift. Gift of love. God's love. How much he loves people. Loves you. Loves me. Individually*. So he gave 'his only beloved son' as a gift. Jesus.

Even if our situation right now seems 'bleak', it doesn't mean God doesn't care. He's sent his 'only son' for us, he won't just be silent and 'do nothing' to our situation. He will 'save' us in the due time.

Yah semuanya kepikiran pas ke gereja kemaren. Oh ya btw, gua bakal join carolling (nyanyi-nyanyi lagu natal) di dialisis center nanti. [Dialisis center: gua juga ga jelas gimana nulisnya & ini apaan. Kemaren ga gitu dengerin. Tapi yang pasti orang-orang sakit gitu. Kayaknya sih pasien cuci darah gitu. Kalo ga salah. Cari info dulu nanti :P]

But.. I do hope miracle really happens this Christmas.. that people realize & feel that God loves them. Dearly.

As little children we would dream of Christmas morn
Of all the gifts and toys we knew we'd find
But we never realized a baby born one blessed night
Gave us the greatest gift of our lives

We were the reason that He gave His life
We were the reason that He suffered and died
To a world that was lost He gave all He could give
To show us the reason to live

~ taken from 'We Are The Reason ~


* To be honest, it was difficult for me to believe that God loved me individually. Believing 'God loves people' was easy, 'God loves you' was easy, 'God loves him/her' was easy, but 'God loves me' was tremendously difficult - at least in my case. It took long process until I could believe it in the end.

Posted on 21.04

Seperti Pensil

Filed Under () By -ian- di 21.04

Pada suatu hari seorang pembuat pensil berkata pada pensil ciptaannya tentang lima hal yang pensil itu harus ketahui dan pensil itu harus selalu mengingatnya. Hal pertama adalah pensil itu akan bisa melakukan banyak hal-hal besar tetapi hanya jika pensil tersebut mengizinkan dirinya dipakai oleh seseorang yang benar-benar tepat. Yang kedua adalah pensil tersebut akan mengalami proses perautan dari waktu ke waktu tapi ini sangat diperlukan sehingga pensil itu bisa menjadi pensil yang baik. Kemudian, pensil itu juga bisa mengkoreksi kesalahan yang dia buat dengan menghapusnya dengan penghapus di ujung pangkalnya. Yang keempat, pensil tersebut mempunyai bagian yang penting dalam dirinya yaitu batang karbon yang menjadi bahan utama untuk meninggalkan tanda. Dan yang terakhir adalah, tidak peduli apapun keadaan yang ada, pensil itu harus melanjutkan bekerja. Artinya, pensil itu harus meninggalkan tanda, tulisan, gambar tidak peduli betapa sulitnya itu.



Bukankah kita memiliki kesamaan dengan pensil itu. Kita bisa melakukan perkara-perkara besar di dunia ini hanya dengan pimpinan Tuhan saja, pertanyaannya, relakah kita benar-benar dipakai Tuhan untuk menjadi alat-Nya. Yang kedua, akan banyak sekali problematika kehidupan yang bisa membuat kita kuat. Biarlah bukan masalah kita yang lemah, biarlah kita saja yang semakin kuat. Kesamaan yang ketiga, manusia selalu berbuat dosa, tetapi hendaknya kita selalu berusaha baik di mata Tuhan dengan meminta pengampunan kepada Tuhan setiap kita melakukan kesalahan dan tidak melakukannya lagi. Yang ke-empat, manusia mempunyai bagian yang terpenting di dalam dirinya, yaitu hati nuraninya yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Yang terakhir adalah manusia harus selalu berusaha menyenangkan hati Allah dengan melakukan tugasnya dengan Allah, tetapi manusia juga harus menimbulkan positive impact kepada masyarakat dengan menjadi garam dan terang dunia.


Inilah beberapa pemaknaan sederhana yang kurang lebih menggambarkan bagaimana kita ini. Seperti begitu berharganya sebuah pensil bagi seorang karikatur, begitu pulalah hidup kita yang berharga di mata Allah. Jadi, marilah kita melakukan apa yang dikehendaki-Nya.

Posted on 12.17

Semangat Natal

Filed Under () By -ian- di 12.17

Hari ini sudah tanggal 1 Desember. Menilik satu tahun yang lalu di blog, waktu itu aku juga mengalami hal yang sama seperti akhir-akhir ini yaitu tentang kebebasan sesaat setelah mengikuti dua minggu exam di NTU yang sedikit menyiksa. Tanggal 1 Desember tahun lalu aku sedang asyik-asyiknya makan-makan di Soul Garden di Bugis bersama beberapa senior fisika.

Tetapi yang saya lakukan detik ini adalah begadang menemani temanku yang sedang membuat booklet untuk camp beberapa hari ke depan. Beberapa waktu lalu cukup kaget ternyata hari ini sudah 1 Desember. Mengapa waktu berjalan begitu cepat?Bisa dikatakan bahwa Desember adalah bulan yang ditunggu-tunggu. Bulan yang di belahan bumi sana menjadi sangat romantisnya dengan keberadaan salju yang menghujaninya. Uniknya, di Indonesia Desember adalah bulan yang cukup dingin karena musim hujan. Orang Jawa berkata Desember berarti “Gedhe-gedhe-ne sumber” (besar-besarnya sumber mata air). Kemudian, apakah ini berarti menjadi bulan yang memberi anugerah bagi kita semua? Jawabannya, bagi sebagian orang mungkin iya tetapi yang mengatakan tidak juga tidak sedikit. Yang pasti, di bulan ini kita mengingat kembali anugerah kekal yang manusia terima. Yah,,,Christmas, masa yang cukup indah untuk dinikmati.


Seorang pembicara dari Australia pernah mengatakan bagaimana di Sydney ketika Natal tiba. Beliau berkata bahwa “The Greatest Moment in Time” adalah ketika Natal tiba. Natal yang bisa menyulap semua sudut kota menjadi indah dan gemerlap. Natal yang bisa membangunkan lagi penggunaan kamera sehingga orang ingin saja mengambil gambar dirinya atau bersama dengan keluarga.Pemandangan di Orchard Road selama beberapa hari ini juga sudah disihir dengan lampu kekuningan, pohon Natal dan berbagai aseksorisnya. Cukup membuat hati glowing ketika duduk di depan Tower B di depan Nge Ann City dan melihat pemandangan kota yang cukup menyenangkan. Masih banyak orang yang lalu lalang tetapi juga masih banyak yang mengambil gambar mereka di depan pohon Natal yang besar.


Ingin membangkitkan semangat Natal. Aku tahu semangat Natal harus setiap hari. Tetapi cukup susah saja buat semua ini. Rasanya ingin men-charge lagi semangat Natal yang sudah pudar sejak lama. Well, mengapa aku belum mempunyai semangat Natal.