Welcome
Welcome to Cross-written
Posted on 13.07

Terhilang di Rumah Bapa

Filed Under () By Meechan di 13.07

Kita sudah terlalu sering membaca perumpamaan anak yang hilang di Injil Lukas 15.

15:11 Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
15:12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
15:13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
15:14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat.
15:15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
15:16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya.
15:17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
15:18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
15:19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
15:20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
15:21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
15:22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
15:23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
15:24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
15:25 Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.
15:26 Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu.
15:27 Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
15:28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
15:29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
15:30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
15:31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
15:32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Dulu aku pikir, anak yang hilang adalah anak yang bungsu. memang sih. Keliatan mata, bahwa dia adalah anak yang kurang ajar, ga tahu diri, menghambur2kan warisan padahal papanya masih ada. Kalo bisa omong barangkali ya: "kurang ajar banget nih orang"

Tapi setelah mikir2 tentang anak sulung (karena gue anak sulung), gw jadi mikir, ni anak kasihan juga ya? Masak Bapanya ga pernah sekalipun ngasih penghargaan? Sudah setianya ampun2, kerja di ladang siang dan malam, ehh ya mbok sekali2 di rayakno pesta toh? Apa susahnya sih berpesta, ngorbanin sapi 1 ekor, kasih baju bagus, daan kasih perhiasan? Pelit amat nih bapaknya?

Tapi sebenernya ada satu hal yang fatal yang dilakukan oleh si anak sulung. Dia tidak menyadari hak kesulungannya sebagai pewaris langsung dari ayahnya. Dia tidak menyadari bahwa segala hal yang dimiliki oleh ayahnya adalah miliknya juga. Masih membandingkan dengan hal yang diberikan oleh bapanya kepada adiknya.

Kok gw ga pernah di rayain? Kok dd gw yang brengsek itu di rayain? Gw mana pernah dipotongin sapi? mana???

Sebagai anak sulung dalam keluarga Yahudi. anak sulung berhak mewarisi semua harta ayahnya. Itu berarti, bahwa semua harta ayahnya adalah hartanya.

Kita adalah pewaris kerajaan Allah. Kita sekarang sudah berada dalam kerajaanNya ketika kita menerima Yesus sebagai Bapa kita. Namun sering kali kita menjadi anak sulung. Terhilang dalam rumah Bapanya sendiri. Kita sudah jadi kristen, mengikuti aktivitas kristen, dll. Kayaknya sibuk, tapi kita ga tau bahwa sebenernya kita udah jadi terhilang.

Kotbah tiap minggu di gereja jadi hambar, doa2 yang kita benturkan sepertinya terhalang tembok, malas saat teduh, malas baca firman,dll

Hati2 sodara. Mungkin kita sudah termasuk dalam Kerajaan Allah. Mungkin kita sudah merima Dia sebagai Bapa kita. Tapi adalah penting untuk mengetahui hak2 kita sebagai anak sulung. Jangan sampe karena keadaan tidak baik (tidak mendapat berkat, ga pernah dipestain, ga pernah di kasih stempel emas kayak si bungsu) lalu kita merasa malas kemudian terhilang dalam rumah Bapa.

Teman2, kalo saat ini kalian berjalan dalam kerajaan Bapa, pastikan kalian jangan sampai terhilang di dalam rumah Bapa sendiri. Trus ingat kasih mula2, dan pastikan kita tetap berada dalam rumah Bapa sampai Yesus datang kedua kali.

Amin

Posted on 19.42

A Struggling Christian

Filed Under () By William di 19.42

Aku masih ingat dengan jelas, waktu saudara seiman bertanya "Bagaimana kamu bisa begitu yakin kamu bisa tetap menjadi seorang kristen, sampai akhir? Jalan itu ngga mudah lho".

Sekarang aku berada diposisi yang sama dengan sodara seimanku itu. Cuman aku percaya (dan juga berharap) kalau aku yang sekarang ini berada di posisi / perspektif yang berbeda. Ini list dari pergumulan2 yang aku sering hadapin, dan mungkin beberapa dari kalian juga pernah dan lagi mengalamin:

  1. Kurang baca Alkitab
  2. Kurang berdoa
  3. Kurang waktu untuk membaca buku rohani / kristen yang sudah menumpuk di lemari.

dan juga untuk hal2 yang umum seperti:
  1. Tidak mau memberi pengemis karena aku juga hidup pas-pas an.
  2. Tidak cukup istirahat karena waktu mau aku pakai buat cek friendster ato nonton film.
  3. Menonton DVD, CD bajakan karena murah
  4. Menyumbang secukupnya dan cari duit sebanyak mungkin mumpung masih muda
  5. Belanja sebanyak mungkin buku rohani dengan alasan buat keperluan Tuhan.
Dan list ini bakal berlanjut panjang sekali kalo aku terus sebutin. Aku juga masih bergumul sama cara berbicara dan bertingkah laku .. tapi aku ngga bakal jelasin terlalu detail disini.

Tapi banyak sekali hal yang aku bisa berterimakasih sama Tuhan, meskipun aku terus bergumul. Dan aku percaya kalo Tuhan yang berkuasa, Tuhan juga udah pilih aku pertama-tama untuk percaya dan bernaung dibawah Dia. Dan aku yakin Tuhan bakal hantar aku sampai akhir.

Kalau aku percaya bahwa aku (manusia) berkuasa atas hidupku, aku yakin aku ngga bakal kristen sampai sekarang, karena aku tahu banyak sekali hal didunia ini yang bakal aku sukai dan cintai ..

tetapi dari semua itu, aku belajar untuk "be content", dalam arti belajar untuk puas dalam segala hal. Ini semua karena hidupku sudah dibuat sempurna didalam Tuhan Yesus pemimpin hidupku. Aku ngga mau lagi hidup untuk diriku sendiri. Dan aku mau hidup di jalan Yesus ...

Meskipun aku selalu bergumul sebagai umat kristen,
Tuhan Yesus sudah membayar harga di kayu salib untuk ku.

Dan untuk itu, hidupku tidak akan sama lagi.

Posted on 04.22

I-M-A-N

Filed Under () By intimate di 04.22

Markus 11:22 di alkitab-ku:

Yesus menjawab gladies: "Percayalah kepada Allah!"

Orang-orang datang dan senang bertanya,

"Bagaimanakah aku bisa memperoleh iman? Aku melihat orang-orang yang memiliki iman dengan mudahnya menggerakkan hati Tuhan... Mereka menemukan pertolongan tepat pada waktunya, mereka mengharapkan mukjizat dan memperolehnya,... sepertinya Tuhan selalu memberi mereka apa yang mereka minta...
Aku sudah berdoa, sudah melakukan semua yang aku tau harus ku lakukan...
Tapi aku tidak bisa percaya seperti mereka percaya..."

Aku diam.
Dan hanya menatap mereka...

Lalu jawabku,

"Aku tidak tau...

Tapi setiap kali aku mampu mempercayai seseorang, itu hanyalah karena sebuah alasan... Karena aku mengenal mereka.

Ku pikir,
Kita tidak bisa dekat dengan seseorang tanpa mempercayainya,
dan kita tidak bisa mempercayai seseorang tanpa terlebih dahulu dekat dengannya.

Mungkin Tuhan tidak berbeda jauh..."