Berbincang-bincang dengan orang Kristen membahas tentang Yesus bisa terkadang menggelikan. Banyak kali lawan bicara saya berbicara dengan berapi-api tentang Yesus yang mereka kenal. Herannya saya merasa mereka sedang membicarakan Yesus yang lain dari yang saya kenal lewat Alkitab. Yang membuat saya bertambah heran ialah banyaknya orang yang tidak mengenal Jesus of the Bible, melainkan hanya mengenal Jesus of the Mythology.
Yesus yang saya kenal di Alkitab adalah seorang pembuat masalah. Kata-katanya selalu tajam, membuat syak, dan membuat banyak orang tersinggung dan naik pitam. Dia adalah contoh sejati dari batu sandungan karena dia membuat pengikutnya membenci para pemuka agama waktu itu dengan menggosipkan kejelekan mereka senantiasa. Dia tidak tahu tata krama karena membuat mukjizat (baca: keonaran) tidak pada sikon yang tepat. Ketika Dia datang ke Bait Allah (baca: gereja), semestinya Dia melepaskan berkat, namun Dia malah membuat banyak orang bangkrut dan mengalami kerugian finansial. Dia juga dianggap kalangan terpelajar sebagai wong edan, kerasukan setan, pemberontak, atau minimal sebagai con artist.
Yesus yang saya kenal ialah Yesus yang selalu identik dengan masalah. Lagian Dia tidak pernah berjanji barangsiapa mengikut Dia akan terbebas dari masalah, malahkan Dia berkata, “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.” Dia juga pribadi yang mengucapkan kata-kata mengerikan ini, “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Mengikut Yesus berarti anda sedang membawa seluruh hidup anda dalam masalah. Belakangan saya baru mengerti kenapa Yesus dianggap sebagai jawaban semua masalah, yaitu karena detik anda memutuskan jadi pengikut Kristus, maka semua masalah lama anda hilang lenyap karena anda mendapat masalah baru yang berkali-kali lebih besar dari sebelumnya. Masalah yang dibawa Yesus kepada anda ialah ini, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
Mengikut Yesus bukanlah sekedar mengisi formulir keanggotaan gereja, rutin ibadah, dan tidak pernah telat perpuluhan. Mengikut Yesus bicara mengenai kehilangan segala-galanya demi mendapatkan kerajaan Allah yang untuk sementara anda cuma bisa lihat di brosur dan trailer saja. “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.”
Mengikut Yesus adalah petualangan terbesar yang mungkin anda ikuti di dunia ini. Akan ada banyak goncangan dan saat-saat menegangkan yang akan anda lalui. Oleh karena itu sekarang ketika ada petobat baru saya tidak lagi mengatakan ‘selamat’ padanya ketika dia menerima Yesus, tapi saya akan pegang erat tangannya, tatap matanya dan berkata, “Please fasten your seatbelt!”
5 komentar
What a great sharing!!!
I think this is the best you ever wrote.
Congratulation for being a fasten seatbelt person!!!
You will be a WINNER!!!!
Aduoh! Iya, ni, Jed! Inspiring banget tulisan yang ini. Jadi inget and nyadar, Seat beltku sudah mulai kendor ......
kalimat terakhir asli keren abizz!!
love it!
Blognya Menarik. akan saya tunggu updates berikutnya. Mengundang main ke blog aku, 'Klik Saya' ya. Salam kenal. GBU
Posting Komentar