Apabila membaca judul di atas, terasa ada sesuatu yang harus dibanggakan sehingga siapa pun yang meng-klaim bahwa dirinya adalah sosok yang ‘so special’ setidaknya mempunyai alasan-alasan tertentu mengapa orang tersebut mengategorikan dirinya sendiri sebagai sosok yang ‘so special’, lepas dari apa yang disebut ‘narsis’, ‘PD abis’ atau sejenisnya.
Ambil contoh saja, misalnya si Penulis sendiri (jadi biar diomongin ‘narsis’ juga tidak apa-apa daripada orang lain yang terkena getahnya).
Di Lingkungan Keluarga
“Do you love Ibu?”, demikian sebuah pertanyaan yang sering kutujukan kepada si Bungsu. Jawabannya selalu “YES” sambil kadang pakai malu-malu kucing mengekspresikannya atau terkadang disertai pelukan erat darinya. Duh, senang rasanya hati ini. Sambil kuelus-elus rambutnya, aku kembali berkata kepadanya, “Thank you, I love you too”.
Kakak-kakaknya pun tidak ketinggalan pula, mereka bahkan setiap kali menutup pembicaraan melalui telepon dan mengakhiri email-emailnya dengan mengatakan, “I love you” kepadaku.
Sedangkan Bapaknya sendiri (suamiku) juga tak kalah dalam mengekspresikan cintanya kepada sang istri. Masih hangat dalam ingatanku, sewaktu masih masa-masa bertunangan, HP-ku berdering setiap hari, dan bahkan sampai 3-4 kali sehari seperti jadwal minum obat saja. Hingga aku pernah menasehatinya untuk mengurangi frekuensi menelepon agar sedikit menghemat. “Tetapi itu lah pengorbanan”, katanya. Sampai-sampai seorang Dokter di salah satu RS Internasional di Surabaya yang menangani proses medical-ku untuk urusan persyaratan visa dan pernah bertemu juga dengan calon suamiku itu berkata, “Ntar kalau sudah married, pasti berbeda deh, khan setiap hari ketemu. Jadi mau ngomongin apa lagi”. Tetapi buktinya, … ternyata tidaklah demikian. Malahan suamiku hampir setiap hari menelepon dari tempat kerjanya hanya mungkin untuk mengatakan, “Hi Honey, how are you, ...” dan juga diakhiri dengan kalimat, "I love you!" kalau dia tidak benar-benar sibuk.
Di Lingkungan Pekerjaan
Umumnya teman-teman pada segan denganku karena aku termasuk orang yang tidak banyak omong dan tekun serta cepat dalam melakukan suatu pekerjaan meskipun sebenarnya aku tidak termasuk orang bertipe pendiam, malahan sebaliknya, ramah dan bersahabat.
Di Urusan Pertemanan
Karena aku termasuk seseorang yang bersahabat, maka tidak heranlah apabila aku masih mempunyai pertalian persahabatan sampai dengan sekarang ini dengan beberapa orang teman dari tiap-tiap level pendidikkan yang pernah aku lalui, yaitu dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi, juga beberapa orang lainnya dari beberapa tempat di mana aku pernah/sedang bekerja saat ini.
Salah satu yang membuatku menjadi sangat terharu adalah salah seorang ex- anak bimbingan lesku yang dulu pernah kubimbing sewaktu aku masih di Indonesia, sudah menganggapku sebagai kakak sendiri sampai-sampai dia jauh lebih terbuka kepadaku daripada kedua orangtuanya atau kakaknya sendiri. Nasehat-nasehat dan saran-saranku selalu ditunggunya di setiap email yang aku kirimkan.
Di Urusan Organisasi dan Aktifitas-aktifitas lainnya
Sebenarnya aku termasuk orang yang kurang suka dengan urusan keorganisasian, tetapi entah mengapa namaku terus terpilih untuk menduduki salah satu jabatan dalam keorganisasian semenjak dari SMP hingga Perguruan Tinggi, meskipun aku sudah menghindar terus, tetapi semakin menghindar, semakin dikejar (ha,ha…!!!). Namun begitu, aku termasuk orang yang ‘menghasilkan’ pula dalam keorganisasian itu. Kalau tidak, ya mengapa pula mereka terus menerus memilih aku untuk mengisi jabatan ini dan itu (jadi GR nih ya, he,he…).
Untuk aktifitas-aktifitas yang lainnya pun banyak yang tidak aku lewatkan dari bidang Olah Raga, kesenian menari, menyanyi, menggambar, teater, pecinta alam, tulis menulis, kursus Bahasa asing (Inggris dan Perancis), Broadcasting, Public Relations, Komputer, memberi les-les private dari yang free sampai dengan yg dibayar tanpa aku pasang harga, serta kegemaranku untuk memasak, kerajinan tangan, tanam menanam (gardening) dan landscaping, semuanya tidak luput dari perhatianku. Sampai-sampai salah satu tanteku pernah menyebutku ‘Bunglon’ karena aku hampir bisa melakukan ini dan itu dari mulai pekerjaan rumah yang modelnya sekasar apa pun hingga aktifitas-aktifitas lainnya yang ‘bonafide’ (Nggak apa-apa lah, asal jangan ‘Bunglon’ beneran, he,he..!!).
Tetapi teman, ….. apa yang sudah aku sebutkan di atas tidaklah berarti apa-apa kalau aku tidak diselamatkan oleh yang di Atas sana.
“Oleh karena kasih-Nya kepada kita, maka dikaruniakannya anak-Nya yang tunggal kepada kita, sehingga barang siapa yang percaya kepadaNya, tidak akan binasa melainkan akan beroleh keselamatan dan hidup yang kekal”. Bahkan Dia yang tak berdosa itu, rela disiksa dan mati tergantung disalibkan, hanya karena ingin menebus dosa-dosaku. Betapa special-nya aku, sehingga Dia mau berkorban mati untuk aku.
Maka lengkaplah sudah aku menyandang gelar “I AM SO SPECIAL”oleh karena DIA yang telah menyempurnakannya. Terus terang, …..aku tidak bisa membayar segalanya yang free itu sebagai timbal balik kasih-Nya kepadaku, apalagi kalau dibandingkan dengan perngorbanannya yang luar biasa itu karena aku takut disiksa dan mati seperti DIA tergantung di kayu salib. Sungguh!!! Untuk itu aku hanya bisa memohon kepada-Nya agar aku boleh menjadi berkat untuk sesama demi kemuliaan nama-Nya serta menjadi sebuah lilin yang boleh menerangi dimana kegelapan itu ada. AMIN !!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
5 komentar
So beautiful Fida. :) Getting teary eyes. Also I thank you for the lovely letter you wrote me.
Your sister,
Jennie
Same with me, Jenn. In deep of my heart when I wrote this, I felt something forcing me to write this soon although I was still sick but I felt a strength that I didn't know where came from. I believe, that He was speaking to me to write this in this Blog. Thanks for the FOUNDER, Jev Revolutia!!!!
Hai Fida...,
Renungan kita untuk tema yang diberi oleh mbak jennie kok ujung-ujungnya sama ya...
Nyatanya ke-spesial-an yang melekat di diri kita semata-mata berasal dari DIA, dan olehNya kita telah dan terus disempurnakan...
Tuhan sertamu!
Anang, terima kasih utk kesediaan waktunya membaca postingan=postinganku di sini, Blogku dan di www.KabarIndonesia.com
You are right, dimana pun kita berada, apa pun yg kita lakukan,talenta apa pun yg kita punya, pekerjaan Tuhan boleh dinyatakan dimana-mana. GBU!!!
nice sharing......it's a beautiful message...
Posting Komentar