Welcome
Welcome to Cross-written
Posted on 21.04

Seperti Pensil

Filed Under () By -ian- di 21.04

Pada suatu hari seorang pembuat pensil berkata pada pensil ciptaannya tentang lima hal yang pensil itu harus ketahui dan pensil itu harus selalu mengingatnya. Hal pertama adalah pensil itu akan bisa melakukan banyak hal-hal besar tetapi hanya jika pensil tersebut mengizinkan dirinya dipakai oleh seseorang yang benar-benar tepat. Yang kedua adalah pensil tersebut akan mengalami proses perautan dari waktu ke waktu tapi ini sangat diperlukan sehingga pensil itu bisa menjadi pensil yang baik. Kemudian, pensil itu juga bisa mengkoreksi kesalahan yang dia buat dengan menghapusnya dengan penghapus di ujung pangkalnya. Yang keempat, pensil tersebut mempunyai bagian yang penting dalam dirinya yaitu batang karbon yang menjadi bahan utama untuk meninggalkan tanda. Dan yang terakhir adalah, tidak peduli apapun keadaan yang ada, pensil itu harus melanjutkan bekerja. Artinya, pensil itu harus meninggalkan tanda, tulisan, gambar tidak peduli betapa sulitnya itu.



Bukankah kita memiliki kesamaan dengan pensil itu. Kita bisa melakukan perkara-perkara besar di dunia ini hanya dengan pimpinan Tuhan saja, pertanyaannya, relakah kita benar-benar dipakai Tuhan untuk menjadi alat-Nya. Yang kedua, akan banyak sekali problematika kehidupan yang bisa membuat kita kuat. Biarlah bukan masalah kita yang lemah, biarlah kita saja yang semakin kuat. Kesamaan yang ketiga, manusia selalu berbuat dosa, tetapi hendaknya kita selalu berusaha baik di mata Tuhan dengan meminta pengampunan kepada Tuhan setiap kita melakukan kesalahan dan tidak melakukannya lagi. Yang ke-empat, manusia mempunyai bagian yang terpenting di dalam dirinya, yaitu hati nuraninya yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Yang terakhir adalah manusia harus selalu berusaha menyenangkan hati Allah dengan melakukan tugasnya dengan Allah, tetapi manusia juga harus menimbulkan positive impact kepada masyarakat dengan menjadi garam dan terang dunia.


Inilah beberapa pemaknaan sederhana yang kurang lebih menggambarkan bagaimana kita ini. Seperti begitu berharganya sebuah pensil bagi seorang karikatur, begitu pulalah hidup kita yang berharga di mata Allah. Jadi, marilah kita melakukan apa yang dikehendaki-Nya.

1 komentar

Jed Revolutia on 4 Desember 2007 pukul 08.45  

wow...keren..