Welcome
Welcome to Cross-written
Posted on 01.27

Imanuel: Ketika Allah Bersama Kita

Filed Under () By Jed Revolutia di 01.27

Kita sudah sering mendengar kalau manusia adalah makhluk sosial. Tidak ada manusia yang sanggup hidup seorang diri, termasuk juga Adam, manusia pertama. Meski dia memiliki sebuah taman surga di bumi lengkap dengan binatang-binatang lucu dan buah-buahan yang enak dimakan, dia masih merasakan sebuah kekosongan di dalam hati dia. Meskipun hadirat Tuhan menyertai hari-hari Adam, hidupnya merasa merana ketika dia tidak memiliki seseorang manusia lain yang dapat ia ajak berbagi. Itulah sebabnya mengapa Allah membawa Hawa kepada Adam, seorang yang adalah tulang dari tulang Adam dan daging dari daging Adam sendiri.

Bayangkan jika anda baru saja menang lotere sebesar 1 Milyar Rupiah, namun siapapun yang anda ceritakan tentang kemenangan anda ini malah memberikan wajah tidak bersahabat dan mencacimaki anda. Hal tersebut bisa membuat anda menjadi sangat putus asa dan hal yang seharusnya memberikan kebahagiaan malah berubah menjadi sebuah kesedihan. Bayangkan juga perasaan anda ketika dokter memvonis anda terkena kanker, namun teman-teman anda berkumpul di sekitar anda, memeluk dan memberikan semangat. Hal yang seharusnya membawa kesedihan pun berubah menjadi sebuah optimisme dan semangat hidup. Kita butuh orang lain untuk saling berbagi baik dalam hal suka maupun duka.

Kekosongan di hati kita tidak bisa dilampiaskan dengan uang dan harta yang banyak. Banyak yang ingin menjadi kaya, kuat, berpengaruh, dan menarik dengan motivasi yang paling mendalam ialah kerinduan akan persahabatan. Banyak yang menyangka dengan uang dan kuasa di tangan kita, kita bisa membeli keintiman. Ini terjadi sebelum kita menyadari kalau kita tidak dicintai oleh siapapun dan bahwa kita cuma diperalat oleh orang lain yang ingin mengambil keuntungan dari kita. Dalam hal ini pun kita tahu bahwa kesepian bisa melanda semua orang, besar kecil, tua muda, kaya miskin, menarik atau tidak menarik.

Dalam film Good Luck Chuck dilihat pola ini. Chuck yang menemukan dirinya sebagai Lucky Charm bagi gadis-gadis untuk menemukan kekasih sejatinya, pada awalnya bersemangat dengan ide bahwa ia bisa meniduri gadis manapun yang ia mau. Namun selang beberapa waktu, dia mulai merasa hampa dan sadar bahwa dia tidak dicintai oleh gadis-gadis yang mengejar dia, mereka hanya mau mengambil keuntungan darinya. Demikian juga selebritis yang seolah-olah disukai dan dicintai banyak orang, namun jauh di dalam hati mereka, mereka juga mengalami kesepian yang mendalam karena dia tidak mengenal dan dikenal oleh siapapun.

Ayat-ayat di kitab Pengkhotbah pasal 4 cukup menggambarkannya:
7 Aku melihat lagi kesia-siaan di bawah matahari:
8 ada seorang sendirian, ia tidak mempunyai anak laki-laki atau saudara laki-laki, dan tidak henti-hentinya ia berlelah-lelah, matanyapun tidak puas dengan kekayaan; —untuk siapa aku berlelah-lelah dan menolak kesenangan? —Inipun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan.
9 Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.
10 Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!
Banyak yang menyangka bahwa rasa kesepian bisa diusir dengan memiliki seorang kekasih atau pasangan hidup. Kenyataan bahwa 2 orang selalu tidur bersama di satu ranjang setiap malam, bukanlah jaminan kalau rasa kesepian itu telah hilang. Seringkali luka-luka emosional yang dibuat pasangan malah akan menambah besar luka akibat kesepian kita itu.

Rasa kesepian hanya bisa diusir oleh keintiman, yaitu mengenal dan dikenal. Keintiman sejati bukan berbicara tentang hubungan seks, karena tidak dibutuhkan keintiman untuk dapat berhubungan seks, namun keintiman sejati bicara mengenai keterbukaan dan ketelanjangan, mengenal dan dikenal, dimana tidak ada lagi rahasia diantara setiap individu yang terlibat. Keintiman dimulai dengan kejujuran dan saling menerima apa adanya.

Natal bicara mengenai pesan Allah dalam Kristus Yesus, yakni Imanuel, yang berarti Allah berserta kita. Allah menawarkan akses keintiman kepada diriNya yang sudah terhalang selama berabad-abad oleh sistem imamat yang beku dan kaku. Yesus mengajarkan murid-muridNya untuk memanggil Allah dengan sebutan keintiman, 'Ya Abba, Ya Bapa' seraya mencerikan kisah anak bunggu yang menyia-nyiakan hidupnya namun diterima kembali ke pelukan Abba.

Penerimaan sejati datang dari Bapa sendiri. Ia adalah Allah yang tidak mengukur berkat berdasarkan jasa yang kita buat bagi nama Allah. Abba menerima kita apa adanya, dan bukan sebagaimana seharusnya, karen tidak ada dintara kita yang hidup sebagaimana seharusnya. Allah mengasihi kerena Allah adalah kasih. Ia adalah Allah yang mencari Adam dan Hawa ketika mereka bersembunyi dari Allah. Ia adalah Bapa yang berlari merangkul anak bungsu yang boros ketika melihatnya berjalan pulang dari kejauhan. Ia adalah Allah yang akan memulai segala sesuatu menjadi baru.

Kesepian anda bisa mulai disembuhkan ketika anda menyadari bahwa anda adalah kesayangan Abba. Tidak ada yang bisa anda lakukan untuk mendapatkan lebih banyak kasihNya dan tidak ada yang anda telah anda lakukan yang bisa merusak perjanjian kasihnya bagi kita. Allah adalah Imanuel, Allah yang akan bersama kita dan menemani kita di saat-saat kita sedang merasa sendirian.

Mari nyanyikan sebuah lagu berikut dari Don Moen yang berjudul 'I Will Sing':

Lord You seem so far away. A million miles or more it feels today.
And though I haven't lost my faith, I must confess right now that it's hard for me to pray.
But I don't know what to say and I don't know where to start.
But as you give the grace with all that's in my heart.

I will sing.
I will praise even in my darkest time through the sorrow and the pain.
I will sing. I will praise.
Lift my hands to honor You because Your word is true. I will sing.

Lord is hard for me to see all the thought and plan You have for me.
But I will put my trust in You. Lord, we'll meet Your guide to set me free.
But I don't know what to say and I don't know where to start.
But as you give the grace with all that's in my heart.

I will sing.
I will praise even in my darkest time through the sorrow and the pain.
I will sing. I will praise.
Lift my hands to honor You because Your word is true. I will sing.

0 komentar