Kupandang Kau terpaku di salib
Kupandang Kau penuh sesak derita
Kupandang Kau menggeliat kesakitan
Kupandang Kau sedang sekarat
Air mata tak dapat kuhenti
Aku takut hadapi realita
Takut hadapi kotornya diriku
Takut hadapi akibat ulahku
Aku benci diriku
Aku telah bodoh, ceroboh, lalai
Aku tak pantas untuk dilahirkan
Tapi Kau bri makna hidupku
Stiap ketok palu dipasak di tanganMu
Stiap erang sakit yang kau t’riakan
Tanpa alasan Kau buat itu bagiku
Jahanam yang harus terhukum
Histeriamu buatku tak tahan lagi
Aku lari gapai kayu salibMu
Tangisanku redam teriakanMu
Air mataku bercampur darahMu
Mengapa Tuhan?
Mengapa Kau buat ini bagiKu?
Beri aku alasan…
Atau kujadi gila karenanya.
Aku
Kasihi
Kau
Slamanya
Tidaaaaaaak!
Jangan teruskan!
Tak dapat kutahan lagi
Sulit ku tuk bernafas
Kukatakan dalam senduku,
“Yesus, apa yang harus kubuat?
Ku mau balas jasaMu.
Ku mau bertrima kasih padaMu.”
Kedengar Dia berkata lembut,
“Maukah kau jadi AKU bagi orang lain?
Supaya orang lain juga tahu,
Kupandang Kau penuh sesak derita
Kupandang Kau menggeliat kesakitan
Kupandang Kau sedang sekarat
Air mata tak dapat kuhenti
Aku takut hadapi realita
Takut hadapi kotornya diriku
Takut hadapi akibat ulahku
Aku benci diriku
Aku telah bodoh, ceroboh, lalai
Aku tak pantas untuk dilahirkan
Tapi Kau bri makna hidupku
Stiap ketok palu dipasak di tanganMu
Stiap erang sakit yang kau t’riakan
Tanpa alasan Kau buat itu bagiku
Jahanam yang harus terhukum
Histeriamu buatku tak tahan lagi
Aku lari gapai kayu salibMu
Tangisanku redam teriakanMu
Air mataku bercampur darahMu
Mengapa Tuhan?
Mengapa Kau buat ini bagiKu?
Beri aku alasan…
Atau kujadi gila karenanya.
Aku
Kasihi
Kau
Slamanya
Tidaaaaaaak!
Jangan teruskan!
Tak dapat kutahan lagi
Sulit ku tuk bernafas
Kukatakan dalam senduku,
“Yesus, apa yang harus kubuat?
Ku mau balas jasaMu.
Ku mau bertrima kasih padaMu.”
Kedengar Dia berkata lembut,
“Maukah kau jadi AKU bagi orang lain?
Supaya orang lain juga tahu,
Kalau Kubuat ini juga buat mereka.”
0 komentar
Posting Komentar